Harga kontrak minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives menguat pada Selasa, 3 Juni 2025, setelah sempat melemah akhir pekan lalu.
Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari India, yang baru saja memangkas tarif impor minyak sawit dari 20% menjadi 10%.
Analis perdagangan minyak sawit David Ng mengatakan, kebijakan India untuk menurunkan bea masuk bertujuan mendorong konsumsi minyak nabati domestik. Kebijakan ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak sawit Malaysia secara keseluruhan.
“Harga minyak mentah yang lebih tinggi juga ikut mendorong sentimen positif di pasar. Kami melihat harga CPO ditopang di level RM3.830 per ton, dengan potensi menembus resistensi RM4.000 per ton,” ujar David Ng.
Sementara itu, analis riset komoditas dari Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, menyebut ekspor CPO Malaysia pada Mei 2025 menunjukkan tren peningkatan.
Intertek Testing Services (ITS) memperkirakan ekspor mencapai 1,32 juta ton, naik 17,86% dari bulan sebelumnya. Estimasi dari AmSpec juga menunjukkan kenaikan sebesar 13,21% menjadi 1,12 juta ton.
Kini, pelaku pasar tengah menantikan data resmi produksi minyak sawit Malaysia untuk Mei 2025, yang akan dirilis oleh Malaysian Palm Oil Association, UOB Kay Hian, dan Southern Peninsular Palm Oil Millers’ Association.
“Waktunya bagi Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) untuk merilis proyeksi pasokan dan permintaan. Fokus pasar akan tertuju pada data produksi, ekspor, serta stok akhir,” jelas Bagani.
Analis Fastmarkets Palm Oil, Dr Sathia Varqa, juga menilai bahwa penurunan tarif impor India dan optimisme permintaan mendongkrak harga kontrak aktif CPO pada Selasa, yang naik RM56 dan berhasil pulih dari penurunan hari Jumat.
Namun demikian, Dr Sathia menambahkan bahwa pasar kini menghadapi resistensi kuat di level RM4.000 per ton, terutama karena musim panen yang berpotensi meningkatkan pasokan.
Adapun rincian harga kontrak spot CPO Malaysia per penutupan Selasa adalah sebagai berikut:
- Juni 2025: naik RM50 ke RM3.938 per ton
- Juli 2025: naik RM56 ke RM3.947 per ton
- Agustus 2025: naik RM56 ke RM3.934 per ton
- September 2025: naik RM52 ke RM3.922 per ton
- Oktober 2025: naik RM45 ke RM3.915 per ton
- November 2025: naik RM41 ke RM3.915 per ton
Volume perdagangan tercatat melonjak menjadi 103.618 lot dari 59.698 lot pada akhir pekan lalu. Sementara itu, open interest naik menjadi 336.143 kontrak dari 241.994 kontrak sebelumnya.***