Home » Internasional » Menteri Transportasi Rusia Tewas Setelah Dipecat Putin, Diduga Bunuh Diri Akibat Kasus Korupsi
Menteri Transportasi Rusia Tewas Setelah Dipecat Putin, Diduga Bunuh Diri Akibat Kasus Korupsi | Foto: Ilustrasi.

Menteri Transportasi Rusia Tewas Setelah Dipecat Putin, Diduga Bunuh Diri Akibat Kasus Korupsi

Mantan Menteri Transportasi Rusia, Roman Starovoyt, ditemukan tewas di dalam mobilnya — setelah beberapa jam diberhentikan oleh Presiden Vladimir Putin.

Berdasarkan keterangan dari penyidik Rusia, Starovoyt diduga menembak dirinya sendiri di kepala, pada 7 Juli 2025 waktu setempat.

Kabar kematian Starovoyt mengejutkan banyak pihak, terutama karena beredar spekulasi bahwa ia akan segera ditangkap atas dugaan kasus korupsi yang melibatkan proyek-proyek strategis negara.

“Ini kehilangan yang sangat besar dan sangat tak terduga,” kata Valentina, seorang penerjemah berusia 42 tahun yang suaminya bekerja bersama Starovoyt, saat menghadiri pemakaman, Kamis, 10 Juli 2025, sebagaimana dilansir dari AFP, 11 Juli 2025.

Roman Starovoyt sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Wilayah Kursk selama lima tahun sebelum akhirnya dipromosikan ke Moskow sebagai Menteri Transportasi Rusia. Namun, masa jabatannya di ibu kota tidak berlangsung lama.

Dalam beberapa bulan terakhir, wilayah Kursk sempat kehilangan puluhan permukiman perbatasan akibat serangan lintas batas dari pasukan Ukraina — sebuah kekalahan yang memalukan bagi militer Rusia.

Analis politik Rusia menilai kasus ini bukan sekadar persoalan pribadi, melainkan bagian dari gelombang pembersihan internal Kremlin terhadap pejabat-pejabat yang dituding menyalahgunakan kekuasaan dan memperkaya diri di tengah konflik bersenjata.

“Dia dijadikan kambing hitam. Padahal kekalahan itu karena kekurangan pasukan untuk menjaga perbatasan. Tapi lebih mudah menyalahkan pejabat sipil,” ujar analis politik Andrey Pertsev.

Penerus Starovoyt di Kursk bahkan telah lebih dulu ditangkap atas dugaan penggelapan dana perang, yang disebut-sebut berdampak langsung pada lemahnya pertahanan Rusia terhadap serangan Ukraina.

Menurut Tatiana Stanovaya, analis dari Carnegie Politika, tindakan keras ini mencerminkan perubahan drastis dalam sistem pemerintahan Rusia. “Setiap kelambanan atau tindakan yang dianggap melemahkan pertahanan negara akan dihukum keras, tanpa kompromi,” tulisnya.***

Sumber: CNBC Indonesia
x

Check Also

Laksamana TNI (Purn) Sumardjono Soroti Ketimpangan Kebijakan Laut dan Nasib Nelayan

PEKANBARU – Soal ketimpangan kebijakan laut sejatinya akan berdampak terhadap nasib dan masa depan nelayan, ...