PEKANBARUPOS.COM(PPC),PEKANBARU- Musim haji segera tiba. Sebanyak 4.048 masyarakat Riau akan menunaikan rukun Islam kelima itu tahun ini. Mereka diberangkatkan ke Tanah Suci via Embarkasi Haji Hang Nadim Batam secara bertahap mulai 9 Agustus nanti.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Riau HM Aziz mengatakan, saat ini secara keseluruhan proses jelang keberangkatan jamaah calon haji (JCH) terus dimatangkan. Seperti manasik haji di seluruh kabupaten/kota di tingkat kecamatan sudah dilaksanakan. Demikian pula penyuntikan vaksin bagi JCH di kantor-kantor kecamatan dan lokasi lainnya juga sudah dilakukan oleh Kemenag kabupaten/kota.
Dikatakan Aziz, pihaknya mengimbau agar JCH sedapat mungkin menjaga kesehatan dan menyiapkan fisik jelang keberangkatan. Ini menimbang kondisi cuaca ekstrem dan padatnya jamaah pada musim haji tahun ini.
“Dari informasi yang kami peroleh cuaca di sana lebih panas, sekitar 50 derajat celsius,” ujarnya.
Dikatakan Aziz, tahun ini JCH Riau kebagian sembilan kelompok terbang (kloter) keberangkatan. Pemberangkatan pertama dari Bandara SSK II Pekanbaru menuju Embarkasi Haji Batam pada 8 Agustus. Mereka adalah yang tergabung dalam kloter 2 Embarkasi Batam dan berangkat pada 9 Agustus menuju Madinah.
“Total sembilan kloter. Kloter dua dan kloter tiga dari Pekanbaru, karena jamaahnya lengkap satu kloter berjumlah 445,” ujar Aziz.
Aziz menerangkan persiapan kloter sudah dirampungkan. Namun diakuinya memang masih ada kendala dengan manifes, di mana pengaturannya sekarang masih berlangsung di Kemenag kabupaten/kota. Sehingga JCH diminta bersabar terlebih dahulu.
“Sudah kami kirim paspor ke pusat, sesuai dengan surat edaran Dirjen PHU. Pengiriman paspor dikelompokkan berdasarkan kloter, jadi penyusunan kloter sudah,” ungkap Aziz.
Hanya saja diakuinya lebih lanjut memang yang belum itu adalah pengaturan manifes. Di mana disusun oleh Kemenag bersama Kasi Haji PHU kabupaten/kota. Karena adanya perubahan-perubahan dari seluruh kuota JCH Riau, hingga pembayaran Biaya Pelunasan Ibadah Haji (BPIH) berakhir sampai pengujung Juni lalu.
Mengenai keberangkatan, setelah kloter kedua bertolak 9 Agustus, kemudian kloter ketiga berangkat 10 Agustus untuk JCH Kota Pekanbaru. Dilanjutkan dengan Bengkalis pada kloter keempat bertolak 11 Agustus. Dilanjutkan Kuansing kloter 5 berangkat pada 12 Agustus yang nantinya digabung dengan JCH Kampar atau Pekanbaru. Kloter 6 berangkat 13 Agustus JCH Inhil digabung dengan Meranti. Kemudian Dumai berangkat kloter 7 pada 14 Agustus yang digabung dengan Rokan Hulu. Dilanjutkan Pelalawan kloter 8 dan bertolak 15 Agustus yang akan digabung dengan JCH Pelalawan dan direncanakan Pekanbaru juga tergabung beberapa orang.
Kloter sembilan adalah JCH Kampar pada 16 Agustus, dan terakhir kloter 10 bertolak dari Pekanbaru 17 Agustus merupakan gabungan JCH Rokan Hilir, Pekanbaru dan Kampar.
“Karena tidak penuh maka digabung beberapa daerah,” tambahnya.
Masing-masing kloter terdiri dari 445 JCH. Dari 4.048 JCH Riau, 101 di antaranya merupakan jamaah cadangan dan akan digabung dengan Provinsi Kepri untuk keberangkatan kloter 20.
Sementara itu mengenai paspor, kata Aziz, sudah selesai semua. Batas maksimal JCH diperbolehkan membawa koper adalah 32 kg. Di mana jika ada kelebihan maka akan dibongkar. Demikian pula dengan koper semuanya sudah dikirimkan ke kabupaten/kota. Mengenai koper memang sekarang ini masih kekurangan untuk jamaah cadangan.
Lebih lanjut terangnya, persiapan lain seperti pelatihan bagi Tim Petugas Haji Daerah (TPHD) sudah dilaksanakan. Baik tingkat kabupaten/kota dan provinsi. “Karena mereka mengawal jamaah dan membantu, baik TPHD dan TKHD total 28 orang disiapkan dan sudah mendapatkan pelatihan,” tambahnya.
Persiapan jamaah mengenai manasik haji, untuk tingkat kecamatan dilaksanakan delapan kali pertemuan. Hampir keseluruhan daerah sudah melaksanakan, seperti Pekanbaru, Bengkalis, Meranti, Kuansing sudah mulai pasca Idul Fitri lalu.
Lebih lanjut disinggung mengenai maktab atau pemondokan jamaah selama berada di Tanah Suci, dijelaskan Aziz, hingga kini berdasarkan informasi dari Kemenag RI, untuk JCH Riau pemodokan tempatnya berjarak 3,7 km yang paling jauh.
“Itu berada di wilayah Shisah. Paling dekat sekitar 1,6 km di wilayah Jaruar, dan pertengahannya ada di wilayah Masbahjin,” terangnya.
Terkait mengenai vaksin, Aziz menjelaskan seluruhnya dibiayai pemerintah. Di mana penyuntikannya dilakukan melalui kerja sama Kemenag RI bersama KKP dan Dinas Kesehatan. Dia juga mengatakan JCH tak perlu khawatir dengan beredarnya vaksin palsu saat ini.
“Vaksin palsu itu biasanya hanya untuk mencari keuntungan, maka mereka melakukan usaha seperti itu. Diskes tentunya tidak melakukan hal itu. Tugas mereka sebelum meneruskan jelas mengecek dulu atau memeriksa, insya Allah tidak berimbas,” ujar Aziz.
Meski begitu beberapa JCH Pekanbaru yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemberian vaksin manginitis vaksin influenza dan pneumonia, Selasa (19/7) lalu di Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru, sempat khawatir. Padahal, vaksin meningitis diwajibkan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi. JCH dan umrah penting memiliki sertifikat yang menyatakan telah mendapat imunisasi meningitis. Sertifikat itu juga menjadi syarat bagi JCH untuk mendapatkan visa.
“Ya, khawatirlah ketika berita vaksin palsu ini saat kami mendapatkan pemeriksaan tahap dua dan hendak mau berangkat,”ujar Asni Bahar (65) saat menunggu giliran memeriksakan dirinya oleh petugas kesehatan.
Tetapi setelah ada informasi Diskes terkait vaksin yang digunakan dijamin keasliannya dan di Pekanbaru tidak ditemukan vaksin palsu, dirinya pun merasa lega.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pekanbaru,drg Helda S Munir melalui koordinator Hamdan menjelaskan jika vaksin yang diberikan kepada JCH dijamin keaslian oleh Diskes. Sebab, vaksin tersebut langsung dari Kementerian Kesehatan.
(RIAUPOS)