PEKANBARUPOS.COM – Pejabat Menteri Hak Sosial Spanyol, Ione Belarra, menyebut Israel melakukan “genosida terencana” di Gaza. Ini terjadi setelah Palestina, termasuk ratusan anak-anak, tewas dalam pemboman Israel di wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Belarra, pemimpin partai sayap kiri terkemuka, menggambarkan pemboman dan pengepungan terhadap 2 juta penduduk Gaza sebagai tindakan “hukuman kolektif”. Ini, tegasnya, bisa dianggap sebagai kejahatan perang.
Ia pun meminta warga Spanyol untuk turun ke jalan menuntut Madrid menjauhkan diri dari dukungan Amerika Serikat (AS) yang tak tergoyahkan terhadap Israel. Bahkan, menyerukan negara-negara berkembang untuk menemukan solusi terhadap konflik Israel-Hamas.
“Hari ini kami ingin menyuarakan kecaman bahwa negara Israel melakukan genosida terencana di Jalur Gaza, menyebabkan ratusan ribu orang tanpa listrik, makanan, dan air serta melakukan pemboman terhadap penduduk sipil yang merupakan hukuman kolektif. sangat melanggar hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang,” katanya dikutip New Arab, Selasa (17/10/2023) lalu.
Menteri Spanyol itu juga menuntut agar koridor kemanusiaan dibuka di Gaza. Menurutnya Uni Eropa(UE) tidak boleh bertindak sebagai “kaki tangan penjahat perang” yang diduga mengacu pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pernyataan Belarra ini diucapkan setelah pernyataan Perdana Menteri (PM) Pedro Sánchez uang juga meminta rakyatnya untuk berdemonstrasi menentang serangan militer Israel. Ia pun meminta Pengadilan Kriminal Internasional menyelidiki tindakan militer Israel dan Hamas sebagai potensi “kejahatan perang”.
Perpecahan di dalam Uni Eropa (UE) mengenai bagaimana menanggapi perang Gaza, yang telah menewaskan hampir 3.000 warga Palestina, semakin mendalam pada hari Sabtu. Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell mengatakan bahwa Presiden Ursula von der Leyen tidak berbicara atas nama badan pan-Eropa ketika von der Leyen menyuarakan dukungan kepada Israel.
Israel sendiri telah memerintahkan sekitar 1 juta warga Palestina untuk meninggalkan Gaza utara ke wilayah selatan. Wilayah itu sendiri sudah diblokade dimana pasokan makanan dan air diputus sementara listrik listrik padam.
Pada Jumat (27/10), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qedra melaporkan, warga Palestina yang meninggal dunia imbas perang mencapai 7.326 jiwa. Dari total tersebut, sebanyak 3.038 di antaranya anak-anak.
“Jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza telah mencapai 7.326 orang, termasuk 3.038 anak-anak, 1.726 wanita, dan 414 orang lanjut usia,” kata al-Qedra, seperti dikutip Anadolu Ajansi, Jumat (27/10).(cnbcindonesia/mj)