SURABAYA ,PEKANBARUPOS.COM — Nanang Wahono, 34, berniat mencuri burung di salah satu rumah di Jalan Oro-Oro 2 pada Rabu dini hari (16/11).
Namun, aksinya itu berakhir menyakitkan. Benar-benar sakit.
Tapi, bagi warga dan polisi, justru menggelikan. Sebab, pelaku terjepit tembok.
Ceritanya, Nanang memanjat bangunan setinggi 8 meter untuk mencuri burung milik Wachid, 47.
Dia melompat-lompat di antara bangunan padat penduduk hingga sampai ke balkon rumah Wachid.
Pelaku mengincar isi sangkar berwarna emas: burung jalak bali.
Burung tersebut lantas dimasukkan ke tas kain warna putih yang sudah dipersiapkan. Pikirannya sudah membayangkan uang Rp 500 ribu yang dijanjikan pedagang burung langganannya.
Tapi, dia apes. Dia tepergok pemilik rumah. Spontan, Wachid berteriak maling.
Teriakannya itu membangunkan tetangga-tetangganya. Mereka beramai-ramai mengejar pelaku.
Namun, warga kehilangan jejak Nanang. Dia lenyap di tengah gelap malam. Di antara atap-atap rumah penduduk.
Padahal, warga sudah mengepung dari segala penjuru. Polisi yang datang pun tidak banyak membantu. Satu per satu rumah warga diperiksa. Tapi, hasilnya nihil.
“Kami kira pelaku sudah berhasil kabur,” ujar Kapolsek Tambaksari AKP David Priyo Prasojo.
Warga akhirnya membubarkan diri bersamaan dengan terdengarnya kumandang azan Subuh. Namun, polisi tetap berjaga-jaga.
Saat fajar mulai menyingsing, David memerintah anak buahnya untuk mengecek lagi. Tiba-tiba terdengar teriakan seorang warga yang menemukan pelaku.
“Ternyata malingnya kejepit tembok,” kata David, lantas tertawa.
Ya, Nanang bukan menghilang. Dia terperosok di antara dua tembok setinggi 8 meter. Wajahnya memerah. Dia merintih sembari meminta tolong untuk dikeluarkan. Tapi, itu juga bukan perkara gampang.
”Sempit sekali. Kami sampai kesulitan mengeluarkan pelaku,” kata David.
(jpnn)