PEKANBARUPOS.COM (PPC),PEKANBARU – Anggota DPRD Pekanbaru keluhkan pengelolaan Pasar Higienis di Jalan Teratai yang kurang pengawasan oleh Pemerintah Kota setempat sehingga berakibat fungsinya tidak maksimal seperti diharapkan.
“Kini pedagang kembali meluber berjualan di pinggir jalan luar gedung Pasar Higienis Jalan Teratai,” ucap Anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Zulfan Hafis kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Menurut Zulfan Hafis ada kelemahan dalam tata kelola Pasar Higienis yang sudah dibangun Pemko tahun lalu. Yakni tidak adanya pos penjagaan di wilayah tersebut. Sehingga pedagang tidak tertib dan seenaknya berjualan meluber hingga ke pinggir jalan.
Selain itu sebutnya Pasar Higienis tersebut tidak terlihat, dengan artian gedung bekas sekolah yang disulap jadi lokasi pedagang di bagian depan masih ditutupi pagar. Masyarakat itu tahunya dulu sekolah.
Pagar itu telah menutupi aktivitas di dalam, sehingga sekilas tidak ketahuan bahwa itu pasar.
“Harusnya pagar itu dibuka, sehingga transparan,” sarannya.
Padahal kritiknya Pemko sudah membangun Pasar Higienis dengan biaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah besar sementara pemanfaatannya tidak maksimal.
Politikus partai Nasdem ini juga mengkritik tidak tegasnya Pemko untuk menertibkan para PKL yang kini kembali menjamur di badan Jalan Teratai.
“Mengapa pedagang yang sudah masuk ke pasar Higienis keluar lagi, ini karena kontrol yang lepas dari dinas terkait,” tegasnya.
Diakuinya selama ini Pemko masih kurang mampu mengkoordinir para PKL, misalkan kurang sosialisasi, kurang pendekatan persuasif dan sebagainya. Disamping kelemahan pedagang kurang kesadaran.
“Makanya perlu kerja keras semua pihak,” ucapnya.
Apalagi sambung dia sesuai Perda PKL sampai saat ini tidak boleh berdagang di trotoar dan bahu jalan. Kalau aturan ini tidak bisa diterapkan itulah yang menjadikan Kota Pekanbaru tidak teratur dan tertib serta semberawut.
“Jangan gara-gara kepentingan tertentu jadi rusak wajah kota ini,” tuturnya lagi.
Pantauan antara di lapangan, kini PKL Jalan Teratai kembali memenuhi trotoar dan badan jalan.
Keberadaan mereka membuat arus lalulintas yang melalui jalur tersebut macet.
Terminal dan jalan yang akhir tahun lalu sudah ditertibkan oleh Pemko bebas dari PKL, serta diwacanakan akan berfungsi sebagai mana meskinya hanya sekedar proyek kegiatan saja. Buktinya kini wilayah tersebut kembali seperti kondisi semula.
Lampu taman dan keramik yang dibangun di sepanjang trotoar di Jalan Teratai kini juga sudah banyak rusak dan pecah akibat ulah tangan jahil.
Fungsi trotoar sebagai areal pejalan kaki beralih jadi lapak dan parkiran. (adv)