PEKANBARUPOS.COM (PPC),PEKANBARU – Seorang guru di salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Pekanbaru, berinisial MA, mengaku jadi korban praktek pungutan liar (pungli) yang diduga dilakukan oknum petugas keamanan di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Kasus ini menjadi heboh setelah dilaporkan ke akun media sosial gubernur.
Peristiwa tak mengenakkan tersebut dialami sang guru pada Senin. ketika mengambil surat hasil pengujian kesehatan pegawai yang dikeluarkan bagi CPNS.
Surat itu diterbitkan Dinas Kesehatan Provinsi Riau setelah ia melakukan medical check up di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad.
Kata dia, rekan-rekannya sesama guru juga jadi korban.
“Kami diarahkan pegawai ke pos security. Sampai di situ dimintai uang Rp15 ribu. Katanya untuk syarat pengambilan suratnya. Nggak ada kwitansi,” ujarnya
Dia coba bertanya untuk apa uang Rp 15 ribu tersebut, yang dijawab petugas keamanan hanya sebagai biaya ‘administrasi’ yang sudah ditetapkan oleh atasannya.
“Saya kaget kok dimintai uang, katanya kan gratis. Akhirnya karena diminta saya kasih aja,” ujar MA.
Gusar dengan kejadian itu, guru itu kemudian melaporkan apa yang menimpa dirinya dan rekan-rekan ke akun media sosial Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman di Facebook (FB).
Ia memposting foto surat hasil pengujian kesehatan yang diambilnya di dinas kesehatan dengan menutup nama dan identitasnya.
Ia kemudian menulis, “Pak Gub, Tim Saber pungli nggak ada ya di Dinkes? Kami 200-an orang korbannya.
“Saya ingin Pak Gubernur tahu persoalan ini, terutama tim Satgas Saber Pungli yang sudah ditetapkan. Kan ganjil tu banyak yang bayar,” ujar guru tersebut ketika ditanya Tribun tentang alasannya memposting masalah itu ke akun FB Gubernur Arsyadjuliandi Rachman.
Sayangnya, saat ditanya identitas petugas keamanan yang melakukan pungli tersebut, ia tidak ingat lagi. Katanya, tidak sempat melihat namanya.
Yang masih jelas di ingatannya, petugas keamanan itu berbadan besar dan berkulit hitam. “Tingginya sekitar 175-an (centimeter),” kata dia.
Dia berharap agar praktek pungli seperti ini bisa diberantas dan pelakunya dihukum agar jera, karena perbuatannya meresahkan masyarakat.
Setelah mendengar keluhan tersebut, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Riau Ruswaldi segera mengumpulkan seluruh petugas keamanan di kantornya dan dimintai keterangan.
Namun tak seorangpun yang mengaku melakukan pungli.
Sementara Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang kemarin ditemui Tribun di Gedung Daerah, Pekanbaru, Selasa, terkejut saat dikonfirmasi terkait adanya pungli di Kantor Dinas Kesehatan.
Kebetulan di saat bersamaan Kepala Dinas Kesehatan berada Mimi Yuliani Nazir ada di tempat yang sama. Ia langsung memanggil Mimi untuk menjelaskan masalah tersebut.
Menurut Mimi, pihaknya memanggil seluruh petugas keamanan dan tidak satupun yang mengaku melakukan pungutan liar dalampengurusan surat hasil pengujian kesehatan.
Saat ditanya mengenai prosedurnya dalam pengambilan surat hasil pengujian kesehatan pegawai, Mimi mengatakan biasanya langsung ke sekretarisnya.
Namun karena sekretarisnya sedang keluar, surat itu dititipkan di pos keamanan. “Selama ini saya kira tidak pernah dipungut biaya,” ucapnya.
Gubernur Andi Rachman kemudian meminta Mimi untuk mengusut tuntas kasus ini.
“Saya akan usut dan cari. Kalau memang ada benar kejadian itu, tolong tunjukkan orangnya agar ditindak,” kata Mimi.
Gubernur Andi Rachman menegaskan, apapun bentuknya pungutan liar dan kepada siapapun, terutama masyarakat, harus ditindak tegas.
“Saya minta Bu Kadis (Kepala Dinas) untuk menuntaskan ini. Segera diusut siapa pelaku pungli itu sebenarnya,” ucapnya.
Gubernur Andi Rachman mengingatkan lagi kepada semua aparatur pemerintah di lingkungan Pemprov Riau untuk tidak melakukan pungli.
“Jika ada yang melakukan pungli harus ditindak tegas. Jangan sampai ada kejadian lagi di Pemprov Riau,” kata dia. (adv)