PEKANBARUPOS.COM (PPC),PEKANBARU – Angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru terus meningkat dan kian mengkhawatirkan. Cuaca yang tak menentu disalahkan dan disebut sebagai biang penyebab. Data kini dikumpulkan untuk pertimbangan penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Hingga pekan ketujuh 2017, penderita sakit yang dibawakan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini tercatat berjumlah 99 orang. Ini meningkat dari angka 78 sepekan sebelumnya. Ke 99 orang yang terserang DBD ini tersebar di Kecamatan Tampan 17 orang, Bu-kitraya 17 orang, Marpoyan Damai 15 orang, Payung Sekaki 10 orang, Limapuluh 9 orang, Rumbai Pesisir 7 orang, Tenayan Raya 7 orang, Rumbai 5 orang, Pekanbaru Kota 5 orang, Senapelan 4 orang, Sukajadi 3 orang, dan Sail nihil.
Terus meningkatnya angka penderita ini memunculkan sorotan pada Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru. Keberhasilan penerapan program untuk menekan peningkatan DBD seperti satu kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk satu rumah warga, penyebaran abate hingga pemasangan levitrap dipertanyakan. Tak tampak pula terobosan dalam penanggulangan di masyarakat.
Kepala Diskes Kota Pekanbaru Helda S Munir saat dikonfirmasi Ahad mengatakan, cuaca menyebabkan penderita DBD meningkat.
‘’Kami sudah berupaya, tapi cuaca tetap tidak menentu. Panas hujan-panas hujan. Ini yang kami koordinasikan. Kami minta arahan pimpinan,’’ katanya.
Dalam waktu dekat, sebutnya akan ada edaran terkait pemberantasan DBD yang ditandatangani oleh Penjabat Wali Kota (Pj Wako) Pekanbaru H Edwar Sanger SH MSi. Dalam waktu dekat pula, pembahasan untuk penetapan KLB berkemungkinan besar dilakukan.
‘’Sudah ada edaran dari Pak Wali. Lalu edaran dari provinsi juga sudah kami terima. Untuk hal-hal teknis (penetapan KLB, red), sudah kita persiapkan data, koordinasi. Mungkin nanti untuk penetapan status kami berkordinasi dengan pimpinan,’’ ujarnya yang tak menyebut apakah dalam waktu dekat status ditetapkan.
Dengan meningkatnya DBD, masyarakat acap disebut belum bisa menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Di sisi lain, apa upaya ekstra untuk menyadarkan masyarakat? Tanpa terobosan, apakah pemberantasan DBD hanya dilakukan dengan mengandalkan kader jumantik? Menjawab pertanyaan ini, Helda hanya berjanji akan melakukan evaluasi tanpa menyebut terobosan yang mungkin dilakukan.
‘’Bagaimanapun, usaha kami lakukan untuk menggalakkan satu rumah satu kader jumantik. Kami sudah menggalakkan pemasangan levitrap yang dikampanyekan sejak tahun lalu. Sejauh mana efektivitasnya, akan kami pantau,’’ ucapnya. (adv)