Home » Hukum Kriminal » Ini Jawaban Panti Asuhan Tunas Bangsa Tenayan Raya Terkait Tewasnya Balita 18 Bulan Diduga Korban Penganiayaan

Ini Jawaban Panti Asuhan Tunas Bangsa Tenayan Raya Terkait Tewasnya Balita 18 Bulan Diduga Korban Penganiayaan

PEKANBARUPOS.COM (PPC),PEKANBARU – Terkait adanya dugaan penganiayaan hingga menyebabkan tewasnya balita laki-laki berusia 18 bulan bernama M Zikli yang dititipkan di Panti Asuhan Yayasan Tunas Bangsa, Pekanbaru, Riau, terus diselidiki pihak Polresta Pekanbaru.Sementara itu, pihak panti asuhan membantah jika anak asuhnya itu mengalami penganiayaan selama berada di Panti Asuhan Yayasan Tunas Bangsa. “Tidak ada kami di sini menganiaya, apalagi sampai meninggal. Di sini ada 12 anak,” ujar Idang (50). Idang yang ditemui menuturkan, jika anak asuhnya itu (korban) baru beberapa bulan dititipkan di panti asuhan yang dikelolanya itu.”Belum sampai setahun Dia (korban) di sini. Kami tidak mungkin seperti itu (menganiaya), banyak anak-anak di sini. Kalau memang seperti itu, semua anak-anak ini pasti seperti itu juga,” timpanya.

“Anak itu (korban), kata dokter, menderita sakit leukemia (kanker darah). Ibu kandungnya juga bilang, sebelum dititipkan di sini, kalau anaknya itu sering muntah-muntah dan mencret,” bebernya menceritakan.Ia melanjutkan, sebelum meninggal dunia di rumah sakit, balita malang itu sempat menjalani perawatan medis selama beberapa hari. “Sudah empat hari Dia sakit, sebelum meninggal,” tukasnya.Idang mengakui jika saat korban meninggal, orangtua kandung korban tidak mempermasalahkan kejadian itu. “Malah, keluarganya itu segera memandikan dan meguburkannya. Tapi, setelah beberapa hari dimakamkan, kenapa baru ada laporan ke Polisi?,” imbuhnya.

“Kalau memang ada apa-apanya, kenapa tidak langsung laporkan waktu itu juga. Orangtuanya tidak apa-apa, pamannya saja yang mempermasalahkan,” sambungnya lagi.Terkait dengan dugaan penganiayaan yang dialami korban, Idang pun bersikukuh jika selama berada di panti asuhan, korban tak pernah mendapat perlakuan kasar, terlebih penganiayaan.”Kami tidak ada seperti itu, anak-anak di sini, semua diperlakukan baik. Kemaluannya itu, karena iritasi pakai pampers. Anak-anak di sini semua pakai pampers,” ujarnya sembari menunjukkan salah seorang balita yang mengenakan pampers.”Kalau telinga, punggung dan lainnya itu, tidak ada kami melakukan aniaya. Kalau iya kami seperti itu, sudah semua anak-anak di sini meninggal,” pungkasnya. (adv)

Leave a Reply

x

Check Also

Dukung Peningkatan Layanan Kesehatan Masyarakat, PLN Pasok Listrik 1.385 kVA RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

PEKANBARUPOS.COM, PEKANBARU – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Riau & Kepulauan Riau (UIDRKR) terus berkomitmen ...