PEKANBARUPOS.COM (PPC),PEKANBARU – Anggota DPRD Kampar Syarifuddin mengatakan, banjir di daerah Kampar Kiri Hulu terjadi karena kawasan hulu Sungai Subayang sudah ranggas dan rusak.
Ekosistem di kawasan hulu yang sudah termasuk daerah teritorial Sumatera Barat rusak berat akibat pembalakan besar-besaran sejak belasan tahun belakangan.
Disampaikan Syarifuddin, hulu Sungai Subayang berada di kawasan Sumatera Barat, tepatnya di Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten 50 Kota.
“Di hulu Sungai Subayang, di daerah yang masih masuk Kampar, itu tak ada orang yang tinggal. Banyak sawmill disana yang dibuat oleh orang dari Sumbar, tapi dibikinnya justru di daerah Kampar,” katanya.
“Mereka (Sawmill, red) mengolah hasil kayu dari pembalakan hutan di hulu sungai. Akibatnya, serapan air di kawasan tersebut rusak berat,” terang anggota dewan asli dari Desa Subayang Jaya ini.
Menurut Syarifuddin, pihak pemerintah Kabupaten Kampar tidak memiliki kepedulian sama sekali untuk menyelamatkan kawasan Kampar Kiri Hulu, terutama Pesisir Sungai Subayang.
“Pesisir Sungai Subayang itu, kawasan serapan air yang paling baik tinggal di Rimbang Baling. Kalau hulu sungainya tak menyerap air dengan baik, di Rimbang Baling juga tidak akan bisa,” paparnya lagi.
Syarifuddin juga menjelaskan, pihak NGO bidang lingkungan yang sering mengambil objek penelitian di Sungai Subayang Kampar Kiri Hulu sebaiknya tak perlu membuat penelitian disana lagi jika tak bisa memaksa pemerintah Kampar untuk memberi perhatian lebih terhadap kawasan tersebut.
“NGO dan LSM apapun itu sebaiknya malu. Setiap tahun penelitian, tapi kawasan tersebut tetap banjir. Tak bisa memaksa Pemkab Kampar untuk lebih perhatian. Malu,” tandas anggota dewan fraksi Demokrat ini. (adv)